REALITA PUBLIK,- Pelaksanaan pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah, terus dilakukan Pemerintah. Sebagai fast growing company, kawasan industri ini diproyeksikan dapat menyerap 282.000 tenaga kerja hingga tahun 2031.
Salah satu prioritas utama dibentuknya KITB adalah untuk mendukung penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, utamanya di Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu, penyiapan penyerapan tenaga kerja yang sesuai supply and demand menjadi tantangan dan perhatian serius dari pemerintah.
Dalam kunjungannya pada 21 April 2022 lalu, Presiden RI Joko Widodo berharap kawasan ini akan menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, memberikan peluang pekerjaan yang sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya.
Baca Juga: Komisi IV: Proyek Revitalisasi Sungai Kalimalang Untuk Manfaat Masyarakat Luas
Menindaklanjuti hal tersebut, sesuai instruksi Kantor Staf Presiden (KSP), antar pemangku kepentingan berkolaborasi membahas penyiapan kebutuhan dan ketersedian SDM yang dibutuhkan di dalam industri KITB.
"Kalau dari sisi infrastruktur dan lain sebagainya jalan terus ya, termasuk pendukung-pendukungnya. Tapi yang menjadi tantangan kita sekarang ini kan penyiapan sumber daya manusia nya," ujar kata Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Abetnego Tarigan usai kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dan Rapat Koordinasi di Bandung, Kamis (7/7/2022).
Dengan tema 'Kolaborasi Penyiapan Tenaga Kerja dan Tenant di Kawasan Industri Terpadu Batang'. Dalam FGD kali ini, antar pemangku kepentingan membahas secara serius terkait peningkatan kemampuan sumber daya manusia daerah agar bisa terserap sebesar-besarnya untuk memenuhi tenaga kerja yang dibutuhkan.
"Kita tahu hampir di semua tempat, berharap orang lokal menjadi aktor penting dalam hal ini menjadi sumber tenaga kerja tersebut," ungkapnya.
Lanjut Abetnego, Kita tahu bahwa selama ini kita masih perlu meningkatkan upaya, bagaimana orang-orang lokal bisa terserap dalam pasar tenaga kerja yang terbentuk karena pembangunan kawasan industri tersebut.
Salah satu tantangan penyiapan tenaga kerja yang menjadi perhatian adalah, perubahan kawasan yang sebelumnya kawasan pertanian dan perikanan menjadi kawasan industri manufaktur.
"Pada titik tertentu yang kita hadapi masih belum cocok antara kesiapan tenaga kerja nya baik secara skill dengan kebutuhan yang ada. Nah ini perlu transformasi yang cukup cepat," ucap Abetnego.
Namun dirinya melihat, kebutuhan tenaga kerja tidak selalu membutuhkan dari lulusan sekolah yang tinggi. Namun diutamakan skill dan soft skill yang cukup baik.
Baca Juga: Perencanaan Pembangunan Jadi Unsur Penting Bagi Penyelenggara Pemerintah
"Kita lagi mendorong bagaimana proses koordinasi dan konsolidasi antara pemerintah dan investor. Dalam hal ini bagaimana supply and demand dalam ketenagakerjaan itu nyambung," ungkapnya.
Artikel Terkait
OJK Ingatkan Tiga Hal Penting Bagi Industri Perbankan dan Asuransi Sebelum Jualan Secara Digital
Setiap Pembangunan Kawasan Industri, Pasti Memilik Dampak Positif dan Negatif
Manfaatkan Bonus Demografi, Pemkot Bandung Dongkrak Peran Pemuda Tingkatkan Laju Ekonomi
Industri Ekonomi Kreatif Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dan Pendapatan Daerah
Perda RPPLH Untuk Mewujudkan 45% Kawasan Lindang dan 30% Kawasan Hutan