Sebanyak 23 Sekolah di Kota Bandung Terapkan Kurikulum Prototipe, Tonjolkan Kreativitas Siswa

- Jumat, 18 Maret 2022 | 17:32 WIB
Kepala Sekolah Kota Bandung paparkan Kurikulum Prototipe ke Komisi X DPR RI (Raka/RP)
Kepala Sekolah Kota Bandung paparkan Kurikulum Prototipe ke Komisi X DPR RI (Raka/RP)

REALITA PUBLIK,- Dalam kondisi pandemi-19 saat ini, dunia pendidikan harus bisa menyesuaikan dan mampu beradaptasi. hal ini demi menjaga ritme dan efektivitas pembelajaran.

Atas dasar tersebut, sejumlah metode dan kurikulum pembelajaran baru mulai diaplikasikan oleh beberapa sekolah. Di Kota Bandung, terdapat 23 sekolah dari tingkat PAUD-SMP yang mencoba kurikulum baru bernama kurikulum prototipe (merdeka).

Meski harus meraba-raba sekitar tiga bulan, para kepala sekolah mengatakan, sudah bisa menemukan pola bagaimana agar kurikulum ini bisa efektif untuk anak-anak didik mereka.

Hal ini terungkap dalam diskusi bersama Komisi X DPR RI dengan para kepala sekolah penggerak di Balai Kota Bandung, Jumat 18 Maret 2022.

Baca Juga: Dampak Konflik Berkepanjangan, SBM ITB Hentikan Kegiatan Belajar Mengajar

Salah satunya dirasakan oleh Kepala sekolah SMPN 12 Bandung, Agus Deni.

Agus menyampaikan, kurikulum ini lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan peserta didik untuk berpikir lebih kreatif.

"Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekolah kami mulai menerapkan pelajaran berbasis kewirausahaan dengan tema ketahanan pangan dan ekonomi. Selama setahun ini pelajaran berbasis proyek kita integrasikan melalui beberapa mata pelajaran," papar Agus.

Hal serupa juga diakui Kepala sekolah SDN 061 Cijerah, Januar Musliadi. Menurutnya, saat pertama kali mengaplikasikan kurikulum ini, ia dan para guru di sekolahnya masih menjajaki kurikulum merdeka.

"Ternyata, setelah kami jalani, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam. Anak didik diberikan cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi," ungkap Januar.

Baca Juga: Disdik Jabar Gandeng Telkomsel, Tingkatkan Ekosistem Digital Unggul di Sektor Pendidikan

Terlebih, imbuh Januar, kurikulum merdeka ini tidak ada lagi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang selama ini menjadi sebuah keresahan dari siswa, orang tua, juga guru.

"Anak-anak jadi lebih nyaman belajar, mengeksplor dirinya. Bukan hanya fokus pada materi, tapi juga soft skill mereka terasah," imbuhnya.

Melihat perkembangan positif ini, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku sempat khawatir dengan kasus omicron yang meninggi dua bulan ke belakang akan berpengaruh terhadap pembelajaran para siswa.

Baca Juga: Terbuka dan Menerima Masukan, Yana Mulyana: Jangan jadi Katak dalam Tempurung

Halaman:

Editor: Cuya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X