REALITA PUBLIK - Siti Muntamah, anggota Komisi V DPRD Jawa Barat menyoroti menurunnya Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Provinsi Jabar. Khususnya angka Pemuda perokok, diskriminasi dan perkawinan usia dini, serta angka pengangguran.
Dijelaskan Siti Muntamah, Komisi V DPRD Jawa Barat memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait penyebab turunnya Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Jawa Barat.
Turunnya angka IPP Jawa Barat disebabkan oleh sejumlah indikator yang tak memenuhi uji kelayakan. Dari 15 indikator hanya 8 yang dapat diukur dan memenuhi kelayakan uji sampel.
Baca Juga: Sambangi Warga Tasikmalaya, Tetep Abdulatip Serap Aspirasi Masyarakat
Berdasarkan laporan yang diterima Komisi V DPRD Jawa Barat saat berkunjung ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, pada Kamis (9/12/2021). Saat ini IPP Jabar berada di urutan ke 29 dari 34 Provinsi.
“Diperlukan kebijakan hingga Rencana Aksi Daerah dalam upaya meningkatkan IPP Jawa Barat berdasarkan pada domain indikatornya,” ujar Siti Muntamah.
Ada 5 domain yang diukur, yakni Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan serta Gender dan Diskriminasi.
Siti Muntamah menyoroti angka Pemuda perokok, diskriminasi dan perkawinan usia dini, dan pengangguran yang masih tinggi di Jawa Barat.
Baca Juga: Soal Ganti Rugi Lahan, Warga Tak Perlu Khawatir Terkait Pembangunan Kawasan Industri di Pabuaran Subang
Siti juga menyebutkan bahwa diperlukan adanya kolaborasi antar OPD diantaranya adalah Disdik, Dispora, Disnaker dan Biro Kesra serta sektor lainnya untuk bersama-sama memformulasikan kembali komitmen siapa dan apa melakukan berkaitan dengan IPP Jawa Barat.
“Harus dibangun komunikasi positif secara menyeluruh dan komprehensif, tentunya Komisi V akan sangat mendukung upaya peningkatan IPP di Jawa Barat ini,” imbuhnya
Terakhir Siti Muntamah, Aleg Fraksi PKS Jabar pun mengajak para pemuda mengikuti semangat perjuangan para pahlawan dengan memahami 5 domain yang menjadi catatan dalam pembangunan pemuda sehingga dapat secara mandiri melakukan perubahan secara gotong royong membangun Jawa Barat dan Indonesia. (cuy/dbs)