BANDUNG, Realitapublik.com,-- Alih fungsi lahan dan penggundulan hutan menjadi penyebab utama terjadinya lahan kritis, bencana alam tanah longsor dan banjir.
Di provinsi Jabar sendiri, lahan dalam kondisi kritis ada ribuan hektar terutama di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Citarum, Cimanuk, Cisadane, Cisanggarung dan Cilaki.
Menurut Anggota Komisi II DRD Jabar, H.Syamsul Bachri dari Fraksi PDIP, kerusakan lahan kini sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan akibat kerusakan di kawasan hulu sungai tentunya semakin berkurang tutupan lahan, sehingga resapan air tidak terjadi dengan semestinya.
Kerusakan lahan yang kritis, harus segera dan terus diatasi, diantara dengan mereboisasi di hulu dan larangan pembukaan lahan untuk keperluan apapun, kata Syamsul Bachri saat hubungi, Senin (23/5-2022).
Baca Juga: Industri Ekonomi Kreatif Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dan Pendapatan Daerah
Dikatakan, sebenarnya, Pemerintah pusat melalui Kementerian LHK dan Pemprov Jabar melalui Dinas terkait terus berupaya mengatasi lahan kritis di Jabar. Bahkan, upaya Pemprov Jabar melalui program Agroforestri.
Program Agroforestri merupakan salah satu upaya mengatasi lahan kritis, karena dalam program ini mengkombinasikan penggunaan lahan dengan pepohonan keras dan tanaman pertanian.
Program Agroforestri ini, kita nilai cukup bagus dalam mengatasi lahan kritis, untuk itu Komisi II DPRD Jabar mendukung dan mendorong agar prmptov Jabar untuk melanjutkan program agroforestri, ujar aggota Dewan Jabar dari Dapil Jabar XII(Kab/kota Cirebon-Kab Indraayu) ini.
Baca Juga: Meningkat Kesejahteraan Petani, Komisi II DPRD Jabar Mendorong Daerah Bentuk Pasar Tani